FOPO Membuatku Enggan Untuk Berkarya

Punya passion menulis sejak 2016, tapi kenapa baru sekarang? Itu karena Fear of Other People’s Opinion.

Aprilia
3 min readDec 30, 2023
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Di antara tahun 2014-2015, seseorang mengenalkanku pada platform membaca gratis, yaitu Wattpad. Sekiranya ada sekitar 20+ cerita yang kubaca, padahal membaca bukan kegiatan yang biasa kulakukan. Tapi sejak saat itu membaca menjadi hobiku. Kemudian lambat laun, aku mulai tertarik untuk menulis.

Di tahun 2016, aku memberanikan diri membuat akun Wattpad dengan nama samaran dan mulai membuat cerita. Cerita itu selesai dan berakhir pada chapter ke-34 (termasuk prolog dan epilog). Sayangnya, aku tak pernah menyelesaikan karya lainnya.

Kenapa?

Tersendat karena ide, tersendat karena aktivitas sehari-hari, terlebih lagi karena statistik di ceritaku sebelumnya tidak berkembang. Aku jadi tidak punya gairah menulis. Tidak punya motivasi. Banyak cerita yang lebih bagus dan lebih layak dibaca. Saat itu yang ada dipikiranku, “aku tidak bisa bersaing.”

Padahal dengan bersembunyi di balik samaran, aku menutup jalan untuk mendapatkan dukungan dari orang-orang sekitar. Tidak semua kerabat dekat tahu kalau aku menulis, dan tidak ada satupun dari mereka pernah membacanya.

Ternyata aku bukan hanya sekadar takut bersaing, tapi aku takut untuk orang mengenalku sebagai penulis. Aku takut mereka tidak suka dengan tulisanku. Aku takut kalau tanpa disadari, tulisanku menyinggung orang-orang yang pernah bersinggungan dengan hidupku. Aku takut orang tidak menyukaiku dari hasil tulisanku sendiri. Dan ironisnya, hal yang paling lambat disadari: aku takut dikritik.

I’m afraid of people’s opinion of me.

Dengan bisa diaksesnya artikel ini, itu artinya aku berhasil untuk meng-klik publish tanpa bersembunyi di balik nama samaran. Karena akhirnya, aku bisa mengatasi FOPO.

Apa itu FOPO?

Fear of Other People’s Opinion adalah suatu kondisi ketika seseorang merasa cemas dengan opini orang lain terhadap dirinya. Bukan komentar negatif yang menjadi masalah; tapi kecemasan mendapatkan opini itu sendiri.

Menurut Psikolog Michael Gervais, FOPO bergantung pada interpersonal, tetapi ini merupakan pengalaman intrapersonal. Ini adalah pemikiran, perasaan, atau persepsi yang terjadi dalam diri seseorang, namun pengalaman tersebut didorong oleh kekhawatiran individu tentang bagaimana mereka dianggap oleh orang lain, atau bagaimana tindakan atau pilihan mereka akan diterima oleh orang lain.

Kekhawatiran kita terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang kita menjadi obsesi yang tidak rasional, tidak produktif, dan tidak sehat di dunia modern. Dan dampak negatifnya menjangkau seluruh aspek kehidupan kita.” jelas Michael Gervais setelah menyebutkan bahwa FOPO mungkin sebagai penghambat terbesar potensi manusia.

Dan itu yang terjadi padaku. Hobi menulisku terpendam selama 7 tahun, padahal itu waktu yang cukup untuk mengasah skill agar terus berkembang.

Bagaimana cara mengatasi FOPO?

Menurut pengalamanku, salah satu cara untuk mengatasi FOPO adalah berpikir bahwa tidak ada yang peduli dengan diri kita. Dalam kasus ini, aku mulai berpikir untuk beranggapan bahwa tidak ada yang tertarik untuk membaca karyaku. “Kenapa aku harus takut mendapatkan kritikan kalau mereka saja enggan untuk membacanya?” pemikiran simpel itu memang terkesan mudah, namun susah untuk diimplementasikan.

Setelah dipikir-pikir, aku takut mendapatkan kritikan karena aku juga suka mengkritik orang. Melihat individu menggunakan style yang “bukan gue banget” mungkin akan menimbulkan kritikan di kepalaku secara tidak sadar. Walau tidak diucapkan secara lantang.

Itu seperti cerminan diri. Pada dasarnya kita akan melakukan hal yang sesuai dengan apa yang dilakukan orang lain terhadap kita; jangan melakukan apa yang tidak ingin orang lain lakukan terhadap kita. Maka, cara selanjutnya untuk mengatasi FOPO adalah dengan tidak menilai orang lain.

Kasarnya ya kalau tidak mau dikritik, ya jangan mengkritik.

Membaca buku self-improvement Filosofi Teras karya Henry Manampiring membuatku selalu legowo menerima apapun yang terjadi dalam hidup. Salah satunya adalah opini orang lain. Awalnya pasti sulit untuk bisa menerima, apalagi jika opini itu sangat bertentangan dengan kita. Tapi ya, ya sudah, orang lain kan juga berhak untuk beropini. Ambil yang baik, buang yang tidak. Se-simpel itu.

I stopped caring about people’s opinion of me a long time ago.

Aku lupa pernah membaca kalimat itu dari mana. Entah sebuah kicauan di X atau buku yang pernah kubaca. Yang pasti kalimat itu menggambarkan diriku yang sekarang, dan aku harap kalian yang FOPO juga bisa seperti itu untuk kedepannya.

Ada kata-kata Billie Eilish yang aku ingat sampai sekarang:

“Is my value based only on your perception? Or is your opinion of me not my responsibility?”

Sumber:

Gervais, Michael. (2023, November 2). What Is FOPO? This Harmful Mental Cycle Could Be Holding You Back. Katie Couric Media. Diakses pada 29 Desember 2023. https://katiecouric.com/entertainment/book-guide/what-is-fopo-michael-gervais-book/

--

--

Aprilia
Aprilia

No responses yet